Wednesday, May 25, 2005

Pahitnya menelan pil itu...

Dua tahun lalu (pas bertahunbaruan ke rumah seorang teman SMU) aku sempat mengatakan keada teman - teman SMU-ku kalau aku tidak akan melanjutkan kuliah kemanapun. Maunya langsung kerja.
Januari itu adalah Januari terakhirku di SMU 1 dan akan segera lulus. Jadi, kamipun bertahunbaruan sambil membicarakan masa depan. Senangnya... mereka mulai berbicara akan masuk ini - itu. Aku cuma terdiam. Maksudku, bukannya orangtuaku tidak sanggup membiayai kuliah, tetapi aku minder sekali dengan teman - temanku itu yang notabene adalah anak - anak dari kelas - kelas IPA, sedangkan aku anak IPS.

Huhmm, SPMB pertamaku berjalan, aku akhirnya berniat kuliah. Mereka - mereka yang sudah ikut bimbel (intensif) pastinya mantap akan lulus. Sedangkan aku hanya mengandalkan kemampuan "otodidakku".
3 Agustus 2003 sore di warnet Dimensi, aku udah lemas. Namaku nggak muncul di situs USU.ac.id begitu juga di situs resmi SPMB.or.id karena kerusakan sistem server. Besoknya kau sudah tahu bahwa aku tidak lulus SPMB begitu juga dengan tes masuk STAN. Sebagian besar teman - teman SMU-ku lulus. Orangtuaku lantas menyarankanku untuk masuk STIKANLA-DS, "ini program, angkatan pertama biasanya akan mudah pengangkatan PNS" katanya. Akupun masuk...

Berjalan setahun, aku mencoba lagi SPMB 2004. Lagi - lagi gagal, padahal aku sudah mencek jawabanku yang mayoritas benar dan mengatur strategi passing grade supaya kemungkinan lulus besar. Faktor X apa yang membuatku gagal? L
Berjalan hampir setahun hingga kini Mei 2005... Ada issu besar yang menghantam mahasiswa/i STIKANLA-DS, "Sekolah ini tidak memiliki izin operasional dari Kopertis". Sakit sekali mendengarnya. Dua tahun di situ membuatku seperti orang paling bodoh sedunia. Aku kini merasa menjadi orang yang paling sial. Dua tahun terbuang untuk belajar di tempat yang tidak memiliki izin. Sementara selama ini pihak yayasan selalu menutup - nutupi keadaan yang sebenarnya. Kami merasa sangat dipermainkan.

Hal ini terjadi atas inisiatif orangtua Maya -teman sejurusanku- yang mempertanyakan status sekolah kami. Tentunya ini membuat gusar pihak sekolah. Kami sekelaspun berniat pindah, sejenak kami bergirang. Tetapi mengingat sekolah ini tidak memiliki izin, kami tidak mungkin meminta ditransfer. Kasihan orangtua kami...

Kini aku menelan pil pahit yang kuucapkan dua tahun lalu, bahwa aku tidak mau kuliah. Kini setelah kuliah, kami hanya "tidak benar - benar kuliah". Perhatikanlah kami, PENGURUS STIKANLA! Kami tidak ingin menambah daftar panjang statistik pengangguran di Indonesia ini. Lihat kami...

Sunday, May 08, 2005

Lubuk Pakam townpage is launched!

Halo warga kota Lubuk Pakam! Elenet M2 telah meluncurkan situs wap khusus untuk kota anda pada 4 May 2005 lalu. Alamatnya bisa diakses di http://www.geocities.com/pakamwap langsung dari ponsel anda. Sedangkan brosur online-nya bisa dilihat di http://www.pakamese.tk<BR> Trims...